
Singapura, Rabu, 24 September 2025 — “Kebijakan harus selaras dengan kebutuhan masyarakat, bukan hanya menguntungkan satu kelompok atau industri saja. Jika tidak, dampaknya bisa memicu protes besar, seperti yang terjadi di Indonesia, Nepal, dan Perancis,” ujar Prof. Eduardo Araral (LKYSPP-NUS).
Hal ini disampaikan Eduardo, Associate Professor Lee Kuan Yew School of Public Policy-NUS saat pembukaan program unggulan Policy Advocacy Training yang diselenggarakan oleh Kadin Indonesia Institute (KII) di Lee Kuan Yew School of Public Policy (LKYSPP), National University of Singapore. Program yang berlangsung pada 24–26 September 2025 ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) antara KII dan Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) yang ditandatangani pada Juli lalu, dengan dukungan dari Dato’ Dr. Low Tuck Kwong.

Pelatihan ini diikuti oleh 60 pimpinan dan perwakilan KADIN dari berbagai provinsi dan sektor usaha, baik secara luring maupun daring. Peserta dibekali keterampilan tingkat lanjut dalam advokasi kebijakan, kepemimpinan strategis, serta kolaborasi di tingkat ASEAN. Dengan memadukan wawasan akademik kelas dunia dan praktik nyata di Indonesia, program ini menghadirkan kuliah dari Prof. Eduardo Araral, dialog dengan Singapore Business Federation, serta pertukaran pengalaman dengan pakar regional dari Malaysia dan Filipina.
Para peserta juga mempelajari tujuh kerangka advokasi kebijakan dan mengaplikasikannya dalam kerja kelompok yang berfokus pada isu-isu prioritas: transformasi digital, UMKM, keberlanjutan, ketahanan energi dan pangan, perdagangan, dan investasi.
Kegiatan ini dibuka dan dihadiri oleh Suryo Pratomo, Duta Besar RI untuk Singapura; Dato’ Dr. Low Tuck Kwong, Elaine Low dan Alexander Ery Wibowo dari PT Bayan Resources Tbk; Dr. Purnomo Yusgiantoro dan Dr. Filda Citra Yusgiantoro dari PYC; serta Erwin Aksa, Wakil Ketua Umum Koordinator Kadin Indonesia.
“Kadin Indonesia hadir sebagai mitra strategis pemerintah, bukan sekadar penonton. Pelatihan ini memperkuat anggota kami untuk memperluas pengaruh, membangun jejaring global, dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia.” ujar Wakil Ketua Umum Koordinator Kadin Indonesia, Erwin Aksa.
“Dengan membekali pemimpin Kadin dengan keterampilan advokasi kelas dunia, kita memperkuat daya saing Indonesia sekaligus memperdalam kerja sama regional ASEAN.” kata Duta Besar RI untuk Singapura, H.E. Suryo Pratomo
“Setiap pemimpin yang dilatih di sini akan kembali dengan kesiapan untuk mengabdi, menyuarakan aspirasi, dan memimpin perubahan—menghubungkan visi dengan dampak nyata.” tambah Ketua PYC, Filda Citra Yusgiantoro, Ph.D.
“Di tengah dinamika global dan perubahan aturan perdagangan, kolaborasi erat antara pemerintah dan dunia usaha sangat penting. Advokasi kebijakan yang efektif menjadi kunci pertumbuhan berkelanjutan dan kesejahteraan.” Ms. Ong Toon Hui – Vice Dean & Executive Director, Institute of Governance and Leadership.
Program ini menjadi tonggak awal kerja sama KII–PYC dalam menyiapkan generasi pemimpin Indonesia yang adaptif, terkoneksi global, dan siap mendorong perubahan melalui advokasi kebijakan berbasis pengetahuan.
