Jakarta, 25 September 2025 – Kadin Indonesia Institute (KII) diundang oleh Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia untuk menjadi pembicara dalam Strategic Forum sosialisasi hasil perundingan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU–CEPA) yang diumumkan pada 23 September 2025 lalu. Forum ini mempertemukan pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan mitra internasional untuk mendiskusikan potensi, peluang, serta tantangan pemanfaatan perjanjian dagang yang baru saja disepakati setelah sepuluh tahun negosiasi.
Kontribusi Kadin Indonesia Institute

Pak Mulya Amri, Ph.D., Ketua Pengurus Kadin Indonesia Institute, menjadi pembicara dalam panel diskusi. Beliau menekankan pentingnya pemanfaatan IEU–CEPA oleh sektor swasta, baik pengusaha besar maupun UMKM, agar manfaat perjanjian dapat segera dirasakan sejak entry into force. Ia menegaskan bahwa dunia usaha perlu:
- Memahami isi perjanjian, termasuk aturan asal barang (rules of origin) dan akses pasar,
- Mempersiapkan kapasitas ekspor UMKM untuk memenuhi standar Uni Eropa,
- Berkolaborasi erat dengan pemerintah agar regulasi domestik dan reformasi perizinan mendukung kelancaran implementasi CEPA.
Menurut beliau, perjanjian ini bukan hanya peluang untuk meningkatkan ekspor, tetapi juga momentum untuk memperkuat daya saing Indonesia dalam rantai nilai global.
Paparan Utama dari Pemerintah
Sesi dibuka oleh Bapak Djatmiko Bris Witjaksono, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan RI, yang memaparkan:
- Target penandatanganan IEU–CEPA pada Q2–Q3 2026, ratifikasi pada Q3 2026–Q1 2027, dan entry into force diperkirakan awal 2027.
- IEU–CEPA sebagai perjanjian paling komprehensif Indonesia dengan 25 bab, mencakup akses barang, jasa, investasi, fasilitasi perdagangan, serta isu-isu baru.
- Komitmen penghapusan tarif hingga 98% pos tarif dan 99% nilai impor, mencakup sektor unggulan Indonesia seperti alas kaki, tekstil, makanan olahan, perikanan, kelapa sawit dan turunannya, elektronik, pertanian, dan baja.
- Peluang besar di jasa profesional (arsitek, tenaga IT, tenaga kesehatan, insinyur) serta iklim investasi di energi terbarukan, farmasi, kendaraan listrik, dan ICT.
- Bab Trade and Sustainable Growth yang untuk pertama kalinya menjadikan UE berkomitmen mendukung peningkatan kapasitas mitra CEPA, termasuk pengakuan sawit Indonesia sebagai produk berkelanjutan.
Perspektif Lain dari Panelis
- H.E. Denis Chaibi, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, menekankan IEU–CEPA sebagai tonggak hubungan ekonomi UE–Indonesia.
- Prof. Dr. Djisman Simandjuntak, Universitas Prasetiya Mulya, menyoroti perlunya sinkronisasi regulasi domestik.
- Dr. Yose Rizal Damuri, Direktur Eksekutif CSIS, menekankan dukungan terhadap UMKM agar siap ekspor.
- Bapak Edison Bako, Managing Director EuroCham Indonesia, menyebut peluang kemitraan di manufaktur dan energi bersih.
- Ibu Devi Kusumaningtyas, Ketua Umum APRISINDO, menegaskan optimisme industri alas kaki yang akan segera diuntungkan.
Langkah Ke Depan
Forum ini menegaskan bahwa keberhasilan implementasi IEU–CEPA membutuhkan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan mitra internasional. Kadin Indonesia Institute menegaskan komitmennya untuk terus menjadi jembatan antara dunia usaha dan pemerintah agar perjanjian dagang ini benar-benar menghadirkan manfaat nyata bagi peningkatan ekspor dan daya saing nasional.
Forum selengkapnya dapat dilihat di kanal Youtube berikut:
https://www.youtube.com/live/J0owrIuvpeo?si=diooDoHCBILGqIpx